"Tidak Seremeh Itu Tante"

Assalamualaikum,

Saat ini kepalaku sakit banget. Bukan lagi cari perhatian ya, tapi ini bener-bener bikin pusing.

Sebetulnya berita ini sama sekali nggak ada kaitannya dalam hidupku. Beberapa jam yang lalu aku dikabari oleh salah satu temanku. Sebut saja dia Digidaw. Digidaw mengirimkan pesan yang berbunyi:

"Mar, jenguk Milikiti yuk"

Aku yang sedang di jalan bersama mamang ojek online masih bingung dengan isi chat tersebut. Ohiya, Milikiti itu adalah nama samaran temanku yang baru menikah. Beberapa lama kemudian aku membalas pesan Digidaw.

"Knape dia? beranak?"

Ddddrtttt! Hpku bergetar lagi setelah aku sampai stasiun.

"Iya"

Aku shock, lalu aku bertubi-tubi membalas pesan Digidaw.

"Sumpah?!", "aku kaget dia udah beranak aja!", "eh ngga kaget sih, kan ada lakinya. Kalo lo yang beranak baru gue heran", "Lah kok cepet kaya kucing aja?!"

Digidaw hanya membalas ledekan yang aku kirim.

"Sial, minta di sleding"

Aku berpikir sesaat. Lalu mengetik lagi.

"Bentar deh, aku mau nanya. Ini lahir prematur atau lahir sehat walafiat? Kalau lahir sehat walafiat biar aku pura-pura bego aja"

Lalu Digidaw membalas

"Alhamdulillah, lahir sehat walafiat"

Ketika membaca pesan itu aku bengong sesaat. Oke, ini bukan hal yang pertama kali aku temui. Sudah sering bahkan. Sangaaaat sering. Cuma, saat ini aku merasa kalau sholat aja tertanya nggak cukup bikin kita menjauhi laranganNya.

Oke, sebenernya banyak disekitaran kita yang MBA. Paham kan? Udah paham aja. Disini aku nggak pengen nekenin gaya paracan anak-anak jaman now. Terserah. Mau gimanapun gaya pacaran yang mereka anut, gaya bebas kek, gaya katak kek, gaya kupu-kupu terserah, udah. Tapi tolong lah jangan sampai terjadi accident. 

Aku ngebayangin, gimana perasaan aku lihat tanggal nikah mamaku dua bulan sebelum tanggal lahirku. Kayanya aku akan speechless. Atau aku malah bilang "ciee mama... ciee" (Mungkin bakal kaya gitu kalau budaya Indonesia sudah kebarat-baratan, beberapa tahun lagi). 

Satu lagi yang bikin aku tercengang adalah sebuah post di Instagram seseroang yang tak aku kenal. Tapi dia mengunggah foto pernikahan temanku. Ya, temanku. Mungkin bukan rahasia lagi kalau mereka MBA. Buktinya teman-temannya bebas berkomentar di media sosial yang bisa dilihat oleh ribuan, jutaan manusia. Tapi disini aku ngga mau menambah menyebarnya kisah cinta mereka.


Selain aku merasa marah karena postingan orang diatas dan menurutku hal ini bukan sesuatu yang bisa diapresiasikan dan tolong jangan dibercandakan.
Kalaupun memang gaya pacarannya anak sekarang emang yang macem-macem itu (gaya kupu2, gaya katak atau gaya batu) kan masih ada cara supaya ngga terjadi accident.

Coba deh, siapa sih wanita yang ngga mau pernikahannya berjalan dengan mulus? Pernikahan itu fenomena hidup kamu buat selamanya. Pasti kita sempat mengidam-idamkan acara pernikahan kita sendiri. Sekarang kamu bayangin gimana perasaan pengantinnya kalau temannya post foto dengan caption kaya gitu? Dan bisa dilihat banyak orang? Sakit.

Kenapa ya? Aku tuh nggak merasa pernikahan semudah "wah, accident ayo nikah" dan aku juga sebel sama kalimat "kapan nyusul?upin aja udah nikah"
Hhhh, mohon maaf teman-teman mamaku yang nanya ke aku, aku cuman mau bilang

"Tante, memangnya alasan orang menikah gara-gara liat undangan temen menikah? Menurutku nggak seremeh itu"

Jujur aja, sebenernya aku juga takut kalau perkataan aku juga jadi bumerang ke diri aku sendiri. Kalau boomerang instagram nggak apa-apa.

Semoga kita semua dapat berjalan seperti yang kita inginkan dan benar tentunya. Amin.


Bye. Kembali ke skripsi.
Ohiya, kalau menurut kamu gimana? Aku juga ingin tau pendapat orang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Halaman

Pake Arak